Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u327383418/domains/patroli.co/public_html/wp-content/themes/newsup/single.php on line 88

PATROLI.CO, DHARMASRAYA – Calon Bupati (Cabup) Dharmasraya Panji Mursyidan adalah penantang Calon Bupati Dharmasraya petahana Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Panji rela memangkas karier gemilangnya di Jakarta demi mewakafkan diri ke kampung halaman sebagai Cabup Dharmasraya pada Pilkada 2020.

Kedatangan sosok anak muda yang baru berusia 27 tahun itu, cukup membuat warga Dharmasraya tercengang dan bertanya-tanya, siapakah anak muda yang diminorkan sebagai putra dari Jambi, lalu menanamkan nadi cintanya di Dharmasraya dengan dibuktikan oleh Panji rela mematikan setumpuk kepentingan pribadi demi mengabdi di kampung halaman.

Seperti pepatah Minang “Satinggi-tinggi Tabangnyo Bangau, Pulau Juo Ka Kubangan”. Begitu kiasan sosok Panji ternyata anak dan kemanakan asli orang Nagari Ampang Kuranji, Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

Terseret takdir, Panji lahir dan besar di rantau orang. Namun siapa nyangka dia kerap pulang kampung jauh sebelum langkahnya ke dunia politik dimulai. Paling tidak, sekali dalam setahun, cuti, dan liburan Panji selalu menginjakkan kaki di tanah Dharmasraya.

Panji Mursyidan adalah anak muda yang matang dengan manajemen keuangan. Secara otomatis, dia memahami laju dan pertumbuhan ekonomi sebuah daerah dan bangsa ini secara umumnya.

Selain di bidang ekonomi, Panji mengimplementasikan ilmu agama yang ditimbanya selama di bangku sekolah. Dia memang bukan seorang santri, namun pemahaman agamanya di atas rata-rata pemuda yang sekolah di bangku SMA pada umumnya.

Hal itu membuat warga Dharmasraya menilai Panji sosok millenial soleh yang peduli dengan agamanya. Di samping itu, selalu menjadi imam salat di rumahnya dan bahkan menjadi khatib Jumat di Masjid-masjid di Dharmasraya.

Pola pendekatan Panji dari masjid ke masjid, surau ke surau, bukanlah bentuk keriaan hati dan menunjukkan diri sebagai seorang yang taat beribadah. Namun, itu bagian dari sebuah kiasan bahwa pemimpin yang layak memimpin daerah di Minangkabau adalah orang-orang yang bisa menjadi imam salat dan taat kepada Sang Khalik.

Sementara, warga Dharmasraya mengharapkan pemimpin yang soleh. Sebab, moralitas dan akhlak adalah wujud nyata dari sebuah niat tulus yang terpatri dalam hati.

Hal itu ditunjukkan oleh Panji. Baginya, implementasi, adab dan moralitas dihadirkan dalam sikap yang bukan sekadar retorika. Dengan demikian, Dharmasraya maju dan beradab mudah digapai.

Reporter: Dalta (Rio)
Copyright: patroli.co 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *