Konklusi RCEP Berikan Pesan Positif Keterbukaan Perdagangan di Kawasan

PATROLI.CO, BANGKOK –  Setelah tujuh tahun dirundingkan, yaitu sejak tahun 2013, akhirnya perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat diselesaikan.

Penyelesaian ini mencakup seluruh 20 bab teks perjanjian dan lebih dari 80 persen perundingan akses pasar yang meliputi komitmen barang, jasa, dan investasi. Hal ini disampaikan para Pemimpin Negara/Pemerintahan RCEP di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) RCEP ke-3 di Bangkok, Thailand pada hari Senin (4/11).

“Konklusi RCEP memberikan kesan positif terhadap keterbukaan perdagangan di kawasan. Hal ini sekaligus akan memberikan sentimen positif bagi perdagangan di kawasan negara anggota RCEP, termasuk bagi Indonesia,” jelas Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang memimpin Delegasi Indonesia pada Pertemuan Persiapan Tingkat Menteri Negara Peserta RCEP. Pertemuan Persiapan tersebut berlangsung pada 1–3 November 2019.

Mendag Agus juga menjelaskan, dalam KTT RCEP tersebut, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan intervensinya dan mengungkapkan optimismenya bahwa kesepakatan RCEP dapat ditindaklanjuti untuk ditandatangani pada 2020.

Selain itu, Presiden Joko Widodo menuturkan, Indonesia sebagai negara koordinator menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh negara RCEP. Dukungan penuh dan konstruktif dari 16 negara RCEP mendorong proses perundingan mencapai titik temu penyelesaian, meskipun baru 15 negara peserta yang menyatakan selesai.
Optimisme yang sama juga diungkapkan Mendag Agus.

Mendag Agus sekaligus menekankan, kesepakatan RCEP membuka peluang besar bagi perdagangan Indonesia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo mengungkapkan, sebagai negara koordinator, Indonesia akan tetap mengutamakan kepentingan seluruh negara anggota.

“Selanjutnya, sebelum ditandatangani, perundingan akan difokuskan pada penyelesaian isu akses pasar,” tambah Iman.

Secara khusus, seluruh Kepala Negara/Pemerintahan RCEP menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Indonesia sebagai Negara Koordinator dan Ketua Komite Perundingan Perdagangan/Trade Negotiating Committee (TNC) RCEP yang berhasil menavigasi perundingan sampai pada titik ini.

Mendag Agus mengungkapkan, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo merupakan Ketua Komite Perundingan yang telah memimpin jalannya perundingan sejak hari pertama, 13 Mei 2013 di Brunei Darussalam.

“Saya mengamati beliau telah menjalankan perannya secara efektif sehingga penyelesaian perundingan ini mencapai target seperti yang diharapkan, meskipun India saat ini belum ikut menyatakan kesediaannya menyetujui penyelesaian ini,” imbuh Mendag.

Lahirnya RCEP juga memberikan pesan positif kepada dunia bahwa keterbukaan dan sistem perdagangan yang berdasarkan aturan masih tetap diyakini akan membawa prospek pertumbuhan masa depan kawasan. RCEP merupakan pakta regional terbesar dunia yang mencakup 47,4 persen populasi dunia, 32,2 persen ekonomi global, 29,1 persen perdagangan global dan 32,5 persen arus investasi global.

KTT ASEAN Plus Tiga

Di hari yang sama, dalam rangkaian KTT ASEAN ke-35 dan KTT Terkait Lainnya, dilakukan Pertemuan KTT ASEAN dengan sejumlah kelompok regional dan negara mitra, yaitu Plus Tiga (APT), yaitu Asia Timur, Amerika Serikat, dan Jepang.
Dalam KTT APT, Indonesia masing-masing mengangkat dua hal, yaitu pentingnya memperkuat saling percaya (strategic trust) dan pentingnya solidaritas.

Sedangkan pada KTT Asia Timur, Indonesia mengapresiasi dukungan yang diberikan negara-negara Asia Timur terhadap ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang telah disahkan pada KTT ASEAN ke-34. Indonesia juga mengajak seluruh negara Asia Timur bekerja sama dalam bidang maritim, konektivitas, SDGs, dan ekonomi.
Adapun pada KTT ASEAN-Amerika Serikat, AS mendorong kerja sama perdagangan sistem elektroniknya dengan sistem ASEAN Single-Window (ASW) dan menyampaikan inisiatifnya mengenai Blue-dot Network sebagai konsep kerja sama pengembangan infrastruktur di kawasan Indo-Pacific.

AS juga mengundang para Pemimpin Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN untuk hadir pada ASEANUS Special Summit yang dijadwalkan barlangsung pada kuartal I tahun 2020 di Amerika Serikat.

Pada KTT ASEAN-Jepang, ASEAN dan Jepang sepakat lebih meningkatkan kerja sama pada berbagai area, termasuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi.

Hal tersebut dilakukan melalui pemanfaatan perjanjian ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) dan protokol perubahannya. Kedua hal itu telah menginkorporasikan elemen perdagangan jasa dan investasi, menindaklanjuti implementasi ASEAN-Japan 10-year Strategic Economic Cooperation Roadmap, mendukung sistem perdagangan multilateral yang berbasiskan hukum, mendukung pelaksanaan AOIP, serta mendukung penyelesaian perundingan RCEP. (**)

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours