Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u327383418/domains/patroli.co/public_html/wp-content/themes/newsup/inc/ansar/hooks/hook-index-main.php on line 108

PATROLI.CO, JAKARTA – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menegaskan, Kementerian Perdagangan akan terus mengawal harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) agar
tetap stabil, terutama pada periode hari besar keagamaan nasional (HBKN) seperti Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

Untuk itu, Kemendag kembali memperkuat sinergi dan koordinasi jajaran Eselon I yang bertindak selaku koordinator wilayah, jajaran Eselon II yang bertindak selaku koordinator lapangan, beserta Tim Penetrasi Pasar yang seluruhnya berjumlah sekitar 150 orang, di kantor Kemendag, Jakarta, hari ini, Rabu (13/11).

Mendag Agus menyatakan, sinergi dan koordinasi yang kuat antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pelaku usaha penting untuk menjaga stabilitas harga bapok menjelang HBKN mendatang, yakni Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

“Periode HBKN merupakan priode yang rawan bagi komoditas bapok karena berpotensi mengalami gejolak harga akibat faktor permintaan masyarakat yang meningkat di berbagai daerah.

Untuk itu, seperti periode-periode sebelumnya Kemendag berkomitmen melakukan rapat koordinasi daerah (rakorda) dan pantauan langsung ke pasar rakyat, ritel modern, serta gudang
Bulog divre setempat dan gudang distributor/swasta yang menyimpan stok bapok di berbagai daerah,” ujar Mendag.

Mendag mengungkapkan, waktu pelaksanaan rangkaian kegiatan tersebut akan berlangsung antara minggu ke-2 November sampai dengan minggu ke-2 Desember 2019. Lebih lanjut, Mendag
menjelaskan, rakorda dan pantauan ke pasar, ritel, dan gudang tersebut bertujuan mengidentifikasi kesiapan Pemerintah Daerah, Perum Bulog, Satgas Pangan, dan pelaku usaha
bapok dalam menghadapi Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Selain itu, juga mengoordinasikan langkah-langkah yang perlu dilakukan pihak terkait dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas
harga bapok pada periode tersebut.

Rangkaian kegiatan dijadwalkan berlangsung di 15 daerah pantauan utama, yaitu Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat sebagai daerah yang mayoritas masyarakatnya merayakan Natal.S

Sementara itu, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Bali diprediksi perpotensi memberikan andil inflasi cukup tinggi.

“Tantangan yang perlu kita antisipasi bersama adalah inflasi kelompok bahan makanan tahun 2019 yang cenderung naik. Selain itu, musim kemarau panjang yang hampir merata di seluruh Indonesia ditengarai juga mengakibatkan kenaikan harga cabai merah. Hal inilah yang patut kita waspadai dan antisipasi terus menerus,” kata Mendag.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto menambahkan, setelah rangkaian rakorda dan pantauan pasar, ritel, dan gudang berlangsung; Tim Penetrasi Pasar akan terjun ke 121 pasar
rakyat mengawal pasokan bapok pada 16—20 Desember 2019. Pada kegiatan itu, Tim Penetrasi Pasar akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Satgas Pangan Daerah.

”Tim ini harus juga harus memastikan harga bapok di wilayah pantauan masing-masing stabil dan sesuai harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan yang ditetapkan. Apabila diperlukan, tim juga akan melakukan koordinasi pemenuhan pasokan ke pasar bekerja sama dengan pelaku usaha
bapok,”ujar Suhanto.

Pada kesempatan itu, Mendag juga melepas tim penetrasi pasar secara simbolis. Pelepasan ditandai dengan pemakaian rompi kepada kepada perwakilan Pejabat Eselon I selaku koordinator wilayah, perwakilan Pejabat Eselon II selaku koordinator lapangan, dan perwakilan pegawai Kemendag selaku anggota Tim Penetrasi Pasar.

Sekilas Mengenai Perkembangan Harga Bapok

Berdasarkan data BPS, sampai dengan minggu ke-4 Oktober 2019, secara umum harga bapok dibanding bulan sebelumnya relatif stabil, seperti beras, daging sapi, minyak goreng, gula,
tepung terigu, dan bawang putih.

Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami penurunan yaitu cabai rawit (17,93 persen), cabai merah (10,88 persen), dan telur ayam ras (5,70 persen).
Komoditas yang mengalami kenaikan harga hanya bawang merah (5,70 persen) dan daging ayam ras (5,55 persen).
Sedangkan inflasi umum pada Oktober 2019 tercatat sebesar 0,02 persen (MoM) dan inflasi sepanjang 2019 sebesar 2,2 persen (YtD) atau masih dalam kisaran target 3,5 persen + 1 persen.

Sementara itu, kelompok bahan makanan pada Oktober 2019 mengalami deflasi 0,41 persen (MoM). Namun, secara keseluruhan inflasi kelompok bahan makanan sepanjang 2019 sebesar
3,09 persen (YtD) atau tertinggi dibanding kelompok pengeluaran lainnya.

Mendag menegaskan, selain pada periode HBKN, Kemendag berkomitmen selalu menjaga stabilitas harga bapok. Ini untuk menumbuhkan rasa percaya bahwa pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat.

  1. “Tugas kita bersama untuk menjaga harga-harga tersebut tetap stabil.Untuk itu, saya minta waktu dan tenaga Bapak/Ibu di pemerintahan bekerja keras, cepat dan produktif. Dengan demikian, akan tercapaisasaran inflasi pemerintah yang telah ditetapkan sebesar 3,5 persen+/- 1persen. Dengan begitu, masyarakat dapat memperoleh bapok dengan harga yang terjangkau,” pungkas Mendag.(**)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *