Budidaya Jamur Tiram, Dosen Unand Tanggapi Kendala Kelompok Pemuda Belimbing

Risa Meutia Fiana S.TP., M.P.

PATROLI.CO, KOTA PADANG – Kelompok Pemuda yang beranggotakan 5 orang di wilayah Belimbing, Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat memanfaatkan waktu luang dengan memulai aktivitas usaha budidaya jamur tiram sejak bulan November 2020 lalu berbekal mempelajari melalui internet dan biaya kolektif.

Kelompok Pemuda Belimbing

Salah seorang Tutor Pemuda Belimbing, Zuchri menjelaskan, mengawali usaha budidaya jamur tiram kelompok pemuda ini melalui internet, kemudian mencoba membeli baglog dan bibit jamur tiram dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Sejahtera di daerah Limau Manis, yang sudah lebih dulu menjalankan usaha budidaya jamur tiram.

“Pada produksi awal sangat menjanjikan, karena jamur mereka dalam bentuk segar selalu terjual habis. Bahkan belum bisa memenuhi permintaan pasar karena lokasi tempat budidaya jamur yang kami kelola berada di lingkungan perumahan yang padat penduduk dan tidak jauh dari pasar,” kata Zuchri.

Melihat prospek tersebut, kata Zuchri, kelompok pemuda belimbing ini ingin mengembangkan usaha budidaya jamur tiram yang sudah dirintis agar lebih berkembang dan berkelanjutan.

Namun, dikatakan Zuchri, budidaya jamur tiram terbilang hal yang baru bagi kelompok pemuda itu, sehingga kendala penyediaan baglog dan bibit yang 100% belum bisa disediakan sendiri menjadi hal yang perlu diatasi. Terdapat juga masalah lain, yakni jamur tiram dalam bentuk segar yang harus segera dipasarkan karena mudah mengalami kerusakan dan penurunan kualitas jika terlalu lama disimpan.

“Permasalahan itu pada akhirnya akan menimbulkan kerugian pada aspek ekonomi karena jamur yang tidak laku dijual,” terang Zuchri.

Menanggapi permasalahan yang dihadapi Kelompok Pemuda Belimbing itu, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas (Unand) lintas disiplin ilmu yang diketuai oleh Risa Meutia Fiana S.TP., M.P. (Dosen Fakultas Teknologi Pertanian) beserta anggota timnya Dr. Oknovia Susanti, S.T., M.Eng. (Dosen Fakultas Teknik) dan Shalati Febjislami, S.P., M.Si. (Dosen Fakultas Pertanian) tergerak untuk melaksanakan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat berkelanjutan yang didanai oleh LPPM Unand bersama kelompok Pemuda Belimbing.

Ketua Tim Pengabdian Unand, Dosen jurusan Teknologi Industri Pertanian, Risa Meutia Fiana S.TP., M.P. mengatakan, bahwa kesepakatan antara Tim Pengabdian dengan kelompok Pemuda Belimbing pada tahun pertama kegiatan pengabdian akan difokuskan pada penerapan sistem produksi dan manajemen budidaya jamur tiram yang baik agar produksinya dapat berkelanjutan.

Kemudian, pada tahun berikutnya dilanjutkan dengan pengolahan produk jamur segar dalam bentuk produk olahan lain yang bisa meningkatkan nilai jual jamur segar dan solusi produk segar yang harus segera dipasarkan. Kegiatan akan terus dilanjutkan hingga usaha budidaya jamur tiram kelompok pemuda Belimbing dapat berjalan secara mandiri serta memiliki izin edar produk olahan (PIRT).

“Langkah kongkrit pertama yang telah dilaksanakan oleh Tim Pengabdian dan Kelompok Pemuda Belimbing yaitu mengadakan penyuluhan dan pelatihan pembuatan media tanam jamur tiram (baglog) dan bibit jamur tiram (F0) selama 2 hari, yakni tanggal 11 dan 12 Desember 2020. Sebagai narasumber, salah seorang Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Ekasakti (Unes) Padang, Dian Pramana Putra, S.TP., M.P. diundang untuk mengisi materi penyuluhan dan pelatihan. Beliau sendiri sudah berpengalaman dalam membina mitra masyarakat pembudidaya jamur tiram di daerah Bisati Sungai Sariak Kecamatan VII Koto Kabupaten Padang Pariaman,” ujar Risa Meutia.

“Kegiatan ini secara antusias diikuti kelompok Pemuda Belimbing dan Tim Pengabdian Masyarakat Unand dihadiri oleh Dr. PK Dewi Hayati (Dosen Fakultas Pertanian Unand), Deri Kurniadi, S.TP., M.P. (Dosen Fakultas Teknik Industri STIIND Padang), beserta dua orang anggota KWT Sejahtera,” lanjutnya.

Salah seorang anggota kelompok Pemuda Belimbing, Okta menuturkan, kegiatan pelatihan pembuatan media dan bibit jamur tiram ini sangat membantu kendala yang selama ini dihadapi.

Selain itu, pembuatan bibit jamur ternyata tidaklah sulit dan bisa menggunakan alat-alat dan bahan yang sederhana serta tidak harus mahal. Hal terpenting adalah paham dengan konsep dan prinsipnya.

“Berdasarkan yang saya pahami dari penjelasan narasumber dan praktek yang sudah saya coba laksanakan, pembuatan media tanam jamur sendiri lebih murah sehingga dapat memangkas biaya produksi kami,” kata Okta.

Seorang anggota KWT Sejahtera, Ibu El juga menyampaikan bibit yang digunakan untuk usaha budidaya jamur tiram yang dikelola memasok dari luar daerah Padang yakni daerah Bukittinggi dan Padang Panjang, karena belum bisa menyediakan bibit sendiri.

Setelah mengikuti pelatihan ini ia melihat secercah harapan bahwa memproduksi bibit jamur tiram bisa dilakukan sendiri sehingga bisa mandiri dan mengurangi ketergantungan dari luar daerah Padang.

“Saya mewakili KWT Sejahtera mengunjungi terimakasih kepada Ibu Risa dan Tim yang telah mengundang kami untuk mengikuti pelatihan ini,” ucap Bu El.

Ketua Tim Pengabdian Masyakat Unand, Risa Meutia Fiana S.TP., M.P.  menyampaikan pandangan dan harapan bahwa kegiatan yang digagas oleh Zuchri, Okta dan teman-temannya yang tergabung dalam kelompok Pemuda Belimbing patut diapresiasi.

Pasalnya, di tengah kondisi pandemi seperti ini mungkin banyak juga melihat contoh generasi muda lainnya yang memilih menghabiskan waktu senggangnya di rumah untuk melakukan hal-hal lain yang kurang bermanfaat. Namun, kelompok pemuda belimbing ini memilih untuk mengembangkan potensi diri dan mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat terutama untuk masa depan mereka dikemudian hari.

Ia juga berharap dengan adanya program kemitraan masyarakat ini bisa membantu usaha yang dirintis budidaya jamur Kelompok Pemuda Belimbing agar mandiri, berkembang dan berkelanjutan.

“Saya harap tidak hanya usaha Kelompok Pemuda Belimbing saja yang berkembang, tapi juga kelompok usaha budidaya jamur tiram lainnya di sekitar wilayah Padang. Jika setiap kelompok usaha budidaya jamur dapat bergerak bersama dalam bentuk sebuah komunitas pembudidaya jamur tiram tentu akan memberikan keuntungan dalam mengatasi permasalahan yang muncul untuk dicari solusinya secara bersama pula,” tutup Risa.

Dalta (Rio)
Copyright: patroli.co 2020

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours