Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u327383418/domains/patroli.co/public_html/wp-content/themes/newsup/inc/ansar/hooks/hook-index-main.php on line 104

PATROLI.CO, MOROTAI – Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional 2020, Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Maluku Utara (MU) menggelar aksi demonstrasi di Depan Kantor DPRD Pulau Morotai, Kamis (24/9/2020).

Terlihat dalam spanduk yang dibawakan masa aksi, bertuliskan “Samurai MU. Pemerintah Amnesia, Rakyat Menderita”

Jap salah satu orator Samurai Malut, mengatakan, kehadiran Samurai Malut di Depan Kantor DPRD dalam hal mengkritik Pemda yakni bagaimana perhatian khusus Pemda pada aspek perekonomian dari sejumlan masalah yang ada di Morotai, di antaranya komoditas Cengkeh, Pala dan Kopra. Pemda Morotai harus mampu menghadirkan inverstor lokal, hal itu kalau kita berbicara Morotai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Kehadiran kami bukan melawan Pemerintah tapi ingin mentuntaskan persoalan-persoalan yang menjadi tanggungjawab kita bersama,” ujarnya.

Sementara, Jarot salah satu orator Samurai MU, mengatakan, ketika menteri telah menyongsong di Bumi Pertiwi, ketika itu seluruh insan lalulalang di jagat raya ini. Ia meyakini dan percaya perubahan ada di mana-mana, dengan satu ikrar yaitu revolusi.

“Kehadiran kami Samurai Malut yang kesekian kalinya, kami sampaikan bukan hanya sektor pertanian saja tapi juga sektor perikanan, namun DPRD Morotai belum ada sikap secara fundamental menjawab ekonomi rakyat yang ada di 88 Desa di Kabupaten Pulau Morotai,” tuturnya.

“Sebenarnya tak pantas kami Samurai MU berikan kritik dan gagasan-gagasan kepada DPRD karena karena Lembaga DPRD lebih tinggi dari kami Samurai Malut,” imbuhnya.

Jarot mengingat salah satu tokoh presiden Abraham Lincoln yang menyatakan sistem demokrasi yang di terapkan di Indonesia, bahwa dari Rakyat oleh Rakyat dan untuk rakyat.

Dikatakannya, Samurai Malut telah mempunyai kajian yang ril, kajian yang fakta dan telah mengadvokasi kebutuhan masyarakat petani Morotai.

“Kalau kita berfikir secara akal sehat, Pemerintah suru rakyat menanam, tomat, rica dan lain-lain tapi tidak mempu memproduksi, karena kita tahu bersama banyak ekspor-impor yang masuk di Morotai, banyak dari Manado, dari Tobelo dan dari Sofifi,” tutupnya.

Reporter: Roger Moore (Oje)
Copyright: patroli.co 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *