Warga Balaraja Datangi PT Freetrend Kecewa Pengelolahan Limbah

PATROLI.CO, SERANG – Puluhan warga Kecamatan Balaraja mendatangi salah satu pabrik terkemuka yang memproduksi sepatu, yakni PT Freetrend yang berada di Desa Sentul, Balaraja Tangerang Banten, Jumat (17/04/20) siang.

Mereka berkumpul di depan halaman pabrik, yang kecewa terhadap perusahaan yang diduga telah mengambil keputusan sepihak dengan menunjuk pihak ketiga dalam pengelolaan limbah bekas produksi pabrik tersebut.

Adapun Kedatangan mereka ke PT Freetrend juga sebagai bentuk solidaritas terhadap H. Supri yang mewakili CV BANTEN TIMUR LESTARI, yang diketahui bahwa perusahaan itu sudah menjadi mitra kerja PT Freetrend selama sembilan tahun mengelola limbah bekas produksi pabrik sepatu ternama itu.

Tak lama kemudian dari Pihak PT Freetrend melalui managementnya mengundang beberapa orang perwakilan massa tersebut, untuk diajak diskusi sekaligus mengklarifikasi atas apa yang dipertentangkan atau dipermasalahkan oleh puluhan massa tersebut.

Selang saat kemudian, keluar perwakilan massa seusai diskusi dilaksanakan oleh management pabrik, satu diantaranya ialah H. Rebo Muhidin Tokoh Masyarakat setempat, mewakili H.Supri.

Ia menjelaskan kepada awak media perihal masalah yang sesungguhnya terjadi. Bahwa, ada semacam kekeliruan yang dianggap oleh pihak H. Supri yang sebelumnya menduga jika PT Freetrend tengah main curang terhadap dirinya, menunjuk pihak lain sebagai mitra kerja PT Freetrend tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak H. Supri.

“Jadi begini yang terjadi sebenarnya, PT Freetrend sudah menyerahkan pada kades sentul dan kades sentul sudah menyerahkan SPK pada H.supri yang selama ini sudah berjalan, lalu muncul SPK lain atas nama IPK (Ikatan Pemuda Kelanturan), karena merasa mendapat SPK tanpa konfirmasi lagi limbah bagian H. Supri diambil,”Jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, bahwa SPK yang dimiliki oleh IPK (Ikatan Pemuda Kelanturan) itu, yang menerbitkan adalah Kepala Desa Sentul.

Kendati demikian, nyatanya pihaknya masih bisa menerima, dan memaklumi atas kebijakan yang diambil oleh kepala Desa Sentul, dikarenakan ada maksud baik dari Kepala Desa agar bisa dapat berbagi pekerjaan pada warganya.

Akan tetapi yang ia sesalkan kepada Kepala Desa ialah mengenai penerbitan SPK kepada IPK tersebut, yang semestinya ada pemberitahuan terlebih dahulu pada pihak H. Supri. sehingga tidak menimbulkan perselisihan dan prasangka buruk seperti yang terjadi sekarang ini.

” Sebenarnya Kepala desa tidak pernah tanda tangan kontrak dengan PT Freetrend, tapi karena ada kuasa sebagai kepala desa dia berhak membuat dan menerbitkan SPK untuk pihak lain, tapi seharusnya ada pemberitahuan dulu agar tidak terjadi saling mengklaim dan berburuk sangka, karena yang terjadi sekarang ini, IPK telah menyerobot bagian H. Supri yang sebenarnya sudah ada bagian nya masing masing, tapi Alhamdulilah setelah diklarifikasi sekarang statusnya sudah dikembalikan kepada H.Supri dan itu langsung dari PT yang menunjuk” Ungkap H. Rebo Muhidin.

Sementara itu, Nawawi Sena Kepala Desa Sentul Kecamatan Balaraja yang juga turut hadir dalam diskusi bersama management PT Freetrend mengatakan, Jika pengelolaan limbah bekas produksi pabrik saat ini dikelola oleh tiga orang diantaranya adalah H.Supri.

Ia juga mengamini jika H.Supri adalah sebagai pengelola limbah sejak lama sebelum ada pihak lain yang mengelola limbah yang ada di PT Freetrend.

“Sejak dulu Ustad Supri diakui untuk mengelola limbah yang ada di PT Freetrend, cuma dikarenakan ada miskomunikasi diantara kami, akibatnya jadi seperti ini. Tadi ketentuan sudah saya buat, bahwa teknis apa pun yang ada di perusahaan adalah kepala desa yang mengatur.” tegasnya.

Secara implisit diakui, masih kata Nawawi, jika dalam hal keputusan yang dibuat sebelumnya ada kekeliruan dan menjadi kesalahpahaman. Sehingga hal itu mengakibatkan timbulnya prasangka buruk dan saling berselisih.

Dirinya, lanjut Nawawi, menginginkan semua berjalan kembali seperti semula tanpa adanya kerenggangan dan gesekan diantara pengelola lingkungan limbah di PT Freetrend. Sehingga bisa saling memberikan kontribusi pada lingkungan masyarakat dan Pemerintahan Desa.

“Tiga pengelola di sini semuanya warga saya, dan itu hal tersulit untuk saya putuskan, karena semua warga saya dan anak-anak saya. Alhamdulilah sudah saya putuskan. Ustad Supri berjalan dengan CV nya dan yang dua juga berjalan dengan sendiri sendiri. Intinya semua pengelola yang ada di PT Freetrend memberikan kontribusi kepada lingkungan, baik lingkungan masyarakat dan juga pada lingkungan pemerintahan desa” Pungkasnya. (TIM)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *