Biaya Ambulans 15 juta, Ombudsman Banten: Biaya Pemulasaran Covid-19 Gratis

PATROLI.CO, TANGERANG – Kabar tentang tarif ambulans untuk mengangkut jenazah korban corona COVID-19 beredar di media sosial dan Gambar kuitansi tersebut telah beredar di beberapa media cetak dan elektronik

Dalam gambar tersebut tertulis harga Rp 15.000.000 untuk pembayaran pemulasaran jenazah dari RS Bhakti Asih dan menggunakan peti jenazah beserta tim COVID-19 tujuan makam tanah 100 Ciledug, Kota Tangerang.

Kepala Ombudsman Banten Dedy Irsan mengatakan bahwa seperti kita ketahui bersama  biaya pemulasaran dan pemakaman korban COVID-19 tidak dipungut biaya apapun alias gratis, karena ini merupakan bencana nasional non alam yang telah ditetapkan oleh Pemerintah pusat dan telah diinstruksikan hingga ke pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota bahwa semua biaya nya akan ditanggung oleh Pemerintah.

Ombudsman Banten akan meminta keterangan kepada beberapa pihak terkait yaitu pihak  Tangerang Ambulance Service dan juga RS Bhakti Asih.

“Kita ingin tau persoalan sebenarnya seperti apa hingga terjadi keluarga pasien menggunakan jasa ambulan swasta untuk penanganan korban Covid19,” katanya.

“Kami juga akan meminta keterangan dari Pemerintah Kota Tangerang terkait bagaimana kontrol yang dilakukan terhadap rumah sakit rumah sakit yang sudah dijadikan Rumah Sakit rujukan Covid19 di Kota Tangerang,” sambungnya.

Setiap daerah Kabupaten/ Kota sudah dibentuk Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID19) seharusnya Pemerintah kota memiliki kendali terkait penangan Covid19 ini, koordinasi nya seperti apa dengan RS Rujukan lainnya, data data terkait pasien yang PDP dan Positif Covid 19 harusnya dibawah kontrol Pemerintah Kota selaku Gugus Tugas, baik yang di rawat di RSUD maupun RS swasta yang menjadi RS Rujukan covid19.

“Pemkot Tangerang kecolongan hingga ada pasien korban covid19 yang akhirnya meninggal dan ternyata keluarga korban mengeluarkan uang sejumlah 15 juta untuk biaya pemulasaran jenazahnya,” tuturnya.

“Nanti setelah menerima penjelasan lebih detail dari pihak pihak terkait kita akan tau dimana koordinasi nya yang gak berjalan, kita berharap kejadian ini tidak terulang lagi, cukup yang pertama dan terakhir, pola komunikasi dan koordinasi yang ada harus diperbaiki,” ujar Dedy Irsan. (Hadi)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *