Merasa Tak Nyaman, Warga Bintulang Keluhkan Kegiatan Pembuatan Kapal

PATROLI.CO, PANDEGLANG – Kegiatan pembuatan dan service perbaikan kapal di Kampung Bintulang Rt 003, Rw 006 Desa Sidamukti Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dikeluhkan warga sekitar lantaran aktivitasnya menimbulkan gangguan kenyamanan (kebisingan).

“Kegiatan usaha pembuatan dan service perbaikan kapal menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan,” terang Juhri, Warga Kampung Bintulang saat diwawancarai di kediamannya, Sabtu (15/7/20).

Juhri mengungkapkan selain aktivitas dari usaha pembuatan dan perbaikan kapal menimbulkan kebisingan, dalam kegiatan berbau cat yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

“Dari kegiatan itu menimbulkan bau cat yang cukup menyengat. Ketika proses cat mulai dilakukan, dan itu menguap ke udara sehingga membuat pernapasan terganggu,” katanya.

Warga Kampung Bintulang itu menilai perusahaan tidak memperhatikan dampak lingkungan dari kegiatan pembuatan dan service kapal, dan jam kerja yang tidak teratur.

“Saat waktu sudah memasuki maghrib, terkadang kegiatan pembuatan kapal masih dilakukan, dan itu mengganggu warga sekitar yang melaksanakan ibadah, terlebih waktu maghrib warga sekitar melaksanakan sholat,” jelas Juhri.

Lebih lanjut Juhri menjelaskan tidak pernah menandatangani Surat Izin Gangguan HO (Hinderordonnantie) keterangan yang menyatakan tidak adanya keberatan dan gangguan atas kegiatan usaha pembuatan dan perbaikan kapal.

“Kami tidak pernah menandatangani surat izin gangguan HO (Hinderordonnantie) atau keterangan yang menyatakan tidak adanya keberatan dan gangguan atas lokasi usaha tersebut,” ungkapnya.

Ia berharap agar kegiatan pembuatan dan perbaikan kapal untuk memperhatikan dampak lingkungan dan kebisingan dari bunyi atau suara yang mengganggu kenyamanan lingkungan pada saat memasuki maghrib, dan menentukan jam kerja yang teratur.

“Kebisingan bunyi suara dari aktifitas pembuatan kapal sangat mengganggu, harapan kedepannya agar pemilik usaha memperhatikan dampak lingkungan yang mengakibatkan warga sekitar terganggu,” pungkas Juhri Warga Kampung Bintulang

Hal senada juga diungkapkan Ahmad Rukun Tetangga (RT) 003 bahwa dari dampak lingkungan yang mengakibatkan bau menyengat cat ketika proses pembuatan  kapal.

“Bau menyengat cat kapal ketika proses kegiatan pembuatan yang menyebabkan gangguan pernapasan, dan juga dapat berbahaya bagi kesehatan,” ucap ketua Rukun Tetangga yang biasa disapa cangklong.

Ditempat yang sama, Iwan yang juga merupakan warga Kampung Bintulang Rt 003, Rw 006 dalam surat pernyataan yang ditulisnya merasa terganggu dengan aktifitas pembuatan dan perbaikan kapal  karena jam kerja yang tidak teratur, sehingga menimbulkan kebisingan pada saat jam ibadah dan waktu istirahat serta proses pembuatan kapal berbau bahan kimia yang ada dalam cat.

“Jam istirahat warga sekitar terganggu karena jam kerja tidak teratur, seharusnya pemilik usaha memperhatikan dampak dari kegiatan yang terjadi dan menimbulkan berbau bahan kimia ketika proses pengecetan,” kata Iwan.

Selain itu, harap Iwan pengusaha wajib memperhatikan waktu jam pelaksanaan ibadah dan masa jam istirahat.

“Ketika masuk waktu jam istirahat seharusnya tidak digunakan untuk aktifitas kerja para pembuat kapal, karena itu sangat mengganggu terlebih suara musik terkadang sangat mengganggu,” tutup Iwan.

Terpisah Sarmani, pemilik usaha pembuatan dan perbaikan kapal ketika dikonfirmasi lewat telephone genggam mengatakan sedang sibuk dan tidak ada waktu untuk ketemu dilokasi kegiatan pembuatan dan perbaikan kapal di Kampung Bintulang.

“Lagi ngapain dilokasi pembuatan dan perbaikan kapal, saya sedang sibuk di lapak dan tidak ada waktu untuk ketemu, ucap Rasmani, pemilik usaha pembuatan dan perbaikan kapal ketika dikonfirmasi lewat telephone genggamnya pada Sabtu sekitar pukul 10:27 WIB.

Sementara di lokasi kegiatan ketika awak media patroli.co melakukan pemantauan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diduga tidak diterapkan, dan penempatan limbah bahan perahu berserakan terletak tidak beraturan.

Reporter: Rudi Dermawan
Copyright: patroli.co 2020

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *