Dosen UNP Hendra Naldi Katakan HMI Berkongres Sebenarnya Untuk Apa

Patroli.co, Padang – Himpunan Mahahsiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa yang didirikan pada tanggal 5 Februari 1947. HMI melaksanakan kongres ke 31 di Kota Surabaya, Kongres yang merupakan tingkat tertinggi dalam organisasi HMI untuk memutuskan suatu keputusan berkaitan dengan organisasi serta langkah organsasi kedepan. Dimulai tanggal 17 Maret 2021 kemarin, Sudah hari ke tujuh kongres berlangsung namun belum membuahkan hasil yang jitu untuk perjlanan dan langkah organsasi kedepan.

Hendra Naldi yang juga Mantan ketua badko HMI sumbar – Riau memberikan pandangan seorang Senior atau alumni HMI mengungkapkan, setelah saya amati dari dekat bahwa akar masalahnya sampai molornya kongres tersebut karna terjadinya disorientasi nilai yang membuat kader HMI menjadi “pikun” dalam mengambil keputusan untuk mencapai suatu kebenaran (hanief).

“Kader HMI yang hadir hari ini ke Surabaya tidak lagi datang untuk adu argumentasi secara cerdas dan mencari kesepahaman bersama, Tapi lebih pada adu jotos secara liar dan bermain politik praktis yang tidak berujung sehingga terbengkalainya nilai-nilai organisasi yang selama ini dibanggakan, Mungkin terlalu naif rasanya mengatakan HMI hari ini masih berorientasi untuk umat dan bangsa” Ucap Hendra Naldi.

lanjut Hendra Menyampaikan kita bisa Lihat nyatanya hari ini kader-kader HMI hanya mampu berkutat dalam ranak politik praktis untuk membuktikan siapa yang paling hebat dan paling bisa untuk menguasai HMI secara nasional. Miris memang kalau kongres hanya ditujukan untuk menentukan siapa Ketua Umum PB HMI kedepan dan mengesampingkan langkah dan program kerja HMI kedepan dalam perjuangan keuamatan dan kebangsaan.

Ia juga Menyampaikan Pada zaman ini HMI makin egois dan individual hanya mengurus dirinya sendiri. Namun banyak juga yang datang untuk ingin berdiskusi dan ber argumen bercerita apa sesungguhnya terjadi. Banyak analisis untuk.menjawab semua “carut marut” itu. Mari kita urut dari awal akar permasalahan ini
HMI Budaya Perkaderannya sudah “Menua” Pada dasarnya perkaderan adalah jantung organisasi yang style nya memang organisasi kader. HMI secara substansi Ideologi masih relevan, cita cita dan pola terbina itu masih relevan. Namun budaya perkaderannya mulai dianggap menua. Sudah tidak zamannya lagi HMI mengarahkan perkaderannya pada khayalan khayalan menjadi “Tokoh besar” dengan hanya menampilkan era kejayaan masa lalu. Era itu cukup hanya jadi komparasi saja. Bukan lagi jadi rujukan model. Karena situasinya sangat jauh berbeda.

Gerakan HMI bukan lagi di jalanan. Namun harus mengikuti arus global. Dunia hari ini adalah alam Teknologi. Budaya perkaderan bukan lagi mengajarkan mimpi mimpi yang menggairahkan kader hanya untuk menjadi pemimpin yang pintar omong, tapi tidak pintar berbuat. Model seperti itu tidak membesarkan HMI. Mereka harus pintar bermain dalam alam teknologi.tutur Hendra Naldi.

Perkaderan dengan pola retorika lisan itu ternyata membelokkan kader menjadi pintar bercerita saja. Namun miskin kreatifitas untuk.mewarnai dunia teknologi hari ini. Lihatlah betapa tidak siapnya HMI menghadapi.pandemi, dengan menyediakan teknologi sebagai budaya perkaderan. HMI korban tidakmekakukan perkaderan se tahun lebih. Karena lambat memanfaatkan budaya teknologi ini.
Maka sahihlah saya mengatakan budaya perkaderan HMI sudah usang. Perlu ada penukaran cepat dengan gaya baru dan model baru yang menyesuaikan dengan Alam teknologi hari ini.

Hendri Juga Mengatakan Kongres Bukan Lagi Sarana Adu Argumen Untuk Kemajuan
Kongres itu adalah sarana puncak ber HMI untuk adu argumentasi agar HMI makin maju.

“Terlelepas kuatnya pengaruh politik praktis dilakukan senior terhadap adek adeknya. HMI makin tumpul. Kongres bukan lagi ajang kontestasi pikiran pikiran baru. Namun lebih jadi ajang jua beli calon Ketua Umum saja.
Ironi sekali organisasi ini, pikiran pikiran moral force yang selalu ditunggu-tunggu makin redup dan hari ini semakin redup. Materi mahal kongres seolah olah jadi mubazir oleh perilaku politik praktis itu. Perilaku itu belum sepenuhnya Alam HMI. Mereka adalah organisasi mahasiswa yang fungsinyal ebih banyak menyuarakan suara suara moral”Jelas Hendra.

Hendra Naldi yang saat ini sedang Melanjutkan Pendidikan S3 Untuk Gelar Doktornya memandang bahwa Hari ini kontestasi mereka lebih tertarik menghambur hamburkan materi untuk berdebat yang tidak perlu dan mengkaji yang remeh temeh. Banyak agenda moral tidak mereka kaji lagi. Misalnya soal metode belajar Daring. Program merdeka pemerintah, dan terpenting issue tidak perlu kuliah lagi. Karena belajar justru bukan bikin orang pintar. Banyak fenomena baru yang harus mereka cermati. Tapi, yahh mereka makin tersesat saja. Lihatlah di Surabaya itu, apa yang mereka pertontonkan,? Insan Cita itu harusnya sama sama sadar lagi. HMI itu tetap panggung akademis, bukan panggung preman politik. Tidak tepat dan salah asuhan.
Ia Juga Melihat Lembaga perkaderan nya harus makin cermat untuk melihat situasi ini., Makin mudah Bikin Per Pecahan Dari Pada Kesepahaman.

Lanjutan dari perilaku politik praktis yang terjadi, muncullah fenomena egois sektoral. Mereka menunjukkan “kecongkakan” berkuasa dengan membawa se gepok materi. Suatu pemandangan yang absurt dan sangat memprihatinkan. Kelompok kelompok bukan untuk menciptakan rasa kompetitif, tapi lebih dominan mempertontonkan ke egoisan sektoral. Ideologi jadi barang langka di kongres, meteka berubah jadi pragmatis dan bahkan cenderung opurtunistis. Sebuah gejala yang tidak lazim di satu lembaga kemahasiswaan. Nilai nilai idealisme harusnya terpatri di dada mereka. Namun seolah olah lenyap hari ini. HMI segeralah berubah

Teruslah berbenah, carilah kesepahaman, dan hentikan carut marut ini. Tantangan HMI adalah Revolusi Teknologi itu sendiri. Carilah pimpinan kalian dengan nuansa realitas hari ini. Jangan terjebak lagi oleh berbagai pengaruh, mungkin intervensi yang datang entah dari mana saja. Selesaikanlah Kongres itu dengan satu kata Wisdom. Jangan lagi berpacu dalam ke ego an. Sudahi semua, mari satu padu untuk hadapi revolusi teknologi ini dengan segala pola dan model model yang menarik bagi kader kader yang akan di jaring menjadi anggota baru. Jika tidak akhirnya HMI ini akan terkubur oleh zaman tutupnya

reporter : Rio

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *